Minggu, 20 Mei 2012

maaf

     Ah sial! lagi-lagi aku tertangkap. Ah aku tak tahu apalagi yang akan mereka perbuat kepadaku sedang rasa sakit dan lubangku yang semakin membesar akibat  kemarin mereka memperkosaku belum kunjung sembuh. Seharusnya aku sudah lolos dari dua mahluk homo ini yang ingin memperkosaku, namun mereka berdua mengikatku sehingga aku tak bisa kemana-mana sedang mereka berdua terus berdebat tentang siapa dulu yang akan menusukku . Apakah si raksasa yang akan membuat lubangku semakin membesar atau si mahluk yang besarnya sedikit lebih besar daripadaku.
     Akhirnya mereka setuju untuk langsung menusukku secara sekaligus. Ketika alat-alat mereka sudah berhasil bersarang didalam lubangku rasanya sangat menyakitkan sampai-sampai aku hampir mati rasanya. Aku terus berteriak-teriak kesakitan, namun mungkin teriakanku yag sepertinya terlihat agak menikmati membuat mereka makin nafsu dan liar untuk memompanya dan menusuk lebih dalam. Aku semakin kesakitan.
     Mungkin karena teriakanku yang semakin membesar atau tugas mereka yang selesai akhirnya mereka datang untuk menyelamatkanku dari kedua homo ini. mereka membawaku yang tengah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun ini ke dalam markas. Ketika didalam mobil, beberapa dari mereka iseng bermain-main dengan penisku. Namun kubiarkan saja karena aku sangat lemas untuk meladeni mereka.
     Ketika kami sudah berada di dalam markas, mereka langsung membuatku mengangkang lalu mengikat kaki dan tanganku ke ujung-ujung tempat tidur lalu mereka membuka lubangku sebesar mungkin dan secara bergilir memasukkan tangannya kedalam lubangku. Aku berteriak keras-keras karena sakit sekali namun percuma karena markas ini kedap suara dan teman-temanku terus memperhatikan proses pemasukan tangan itu dan menunggu secara tidak sabar.
     Setelah mereka berhasil memastikan bahwa di dalam lubangku tidak terdapat apa-apa, mereka tidak langsung melepaskan ikatanku dan pergi meninggalkanku di dalam markas. Namun mereka melakukan sex party dan aku adalah objeknya. Akhirnya pesta yang berlangsung selama hampir dua jam itu selesai dan ikatanku pun dilepaskan. Mereka meninggalkanku yang sangat lemas ini dan markas ini dengan meninggalkan satu stel pakaian dan sepertinya mereka memang tahu cara berpakaianku dan beberapa lembar uang. Sepertinya sebagai tanda minta maaf atas keterlambatan mereka. Ah aku hampir lupa kalau besok aku ada kelas dan kembali bertemu dengan gadis itu...Yah gadis itu.
     Setelah aku meninggalkan markas itu, aku tak langsung kembali ke kostanku tetapi aku malah ke toko dan membeli sebotol bir. Untuk melupakan kejadian itu sejenak dan gadis itu. Aku terus menengguk minuman itu hingga akhirnya aku mabuk dan tertidur disebuah bangku taman. Dan entah mengapa aku tetap memimpikan gadis itu.
     Ketika terbangun, hari sudah siang dan aku sepertinya terlambat ke kampus. Aku kembali ke kostanku dan menyiapkan semuanya namun aku tak sempat mandi. Ketika tengah berlari mengejar waktu aku berpapasan dengan gadis itu. Ditengah itu entah mengapa dia tetap dapat tersenyum denganku? dan ah senyumnya... seketika membuatku damai? namun aku harus tetap tidak menyukai gadis itu dan membuat dia membenciku karena aku tak pantas untuk dia!dia itu adalah gadis yang sangat taat beragama dan anti kekerasan. Beda denganku yang sudah ternoda ini.
     Namun semakin aku masa bodoh dengannya semakin ia mendekatiku. Aku suka caranya mendekatiku karena caranya sangat lembut dan penuh kasih. Aku merasa damai. Yah memang dia mempunyai banyak saingan karena dikampus ini aku sangat populer karena prestasiku, ketampananku, keseksianku dan kekereanku. Hanya gadis iu gadis terjelek yang terus mengejarku sehingga aku takkan segan-segan untuk mengasarinya namun ia sepertinya terus berusaha hanya untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan kecil dariku.
     Pernah satu kali aku membuat penghinaan terbesar kepadanya yang mungkin saja apabila aku melakukannya pada orang lain, dia akan membenciku selamanya. Aku tahu selama ini diam-diam dia selalu memfotoku . aku tahu ia melakukannya itu selama bertahun-tahun. Dan ketika ia telah berhasil membuatkanku album tentang diriku aku langsung membakarnya didepan mata dia. Dia menangis pelan-pelan namun aku tertawa keras-kersa tepat dikupingnya dia. Lalu aku mengerjai dia dan membaiarkan dia kedinginan dengan pakaiannya yang robek2. Aku tak peduli dengan apa yang akan dia hadapi di kota keras ini nantinya sedangkan ia terus memanggilku dengan tangisannya itu.
     Hari ini pun, di kelas, ia telah membuatkanku sarapan kalau-kalau aku kelaparan karena tak sempat sarapan. Aku tak langsung memakan sarapannya seperti yang biasanya kulakukan didepannya dan membuatnya tersenyum. Namun, aku menatap matanya dalam-dalam dan iapun sedikit ketakutan.
     "Apa maumu?" tanyaku tajam.
    Gadis itu diam membisu.
     "Jangan memaksaku" gertaku pelan.
     "Aku mengidolakanmu. Aku hanya ingin berada didekatmu dan selalu bersama-sama denganmu. Disini dingin dan aku tak mau sendiri karena aku takut kesepian. Aku tahu aku sangat mengganggumu dan berharap aku tak ada disini dan tak memikirkanmu. Namun, setiap malam aku berdoa supaya Tuhan mau membuatku melupakanmu, Ia malah semakin menumbuhkan perasaanku kepadamu" jawabnya hampir menangis.
     "Lebih baik kita berbicara di tempat sepi" Lalu aku membawanya keluar kelas dan langsung menuju ketempat sepi.
     "Makanannya?" tanyanya
     "Aku tak nafsu" jawabku "Kamu tak tahu siapa diriku. Dan kuharap kamu tak tahu siapa diriku. Maka itu aku terus mengasarimu. Namun dari semua gadis itu, hanya kamu yang selalu aku pikirkan."
      "Aku tak akan pernah lupa akan semua yang telah kamu perbuat kepadaku, karena itu akan menjadi kenangan berharga buatku. Aku memang tak tahu siapa dirimu karena kamu sangat sulit untuk kuraih" Lalu ia menghapus air matanya "Maaf " katanya malu.
      "Kau adalah gadis yang paling taat beragama yang pernah kulihat. Dan kau adalah gadis terbaik dan tersabar yang pernah singgah dikehidupanku. Senyummu yang selalu datang di setiap pagi saat kita terus mengejar waktu supaya tidak telat terus mendamaikanku dan melupakan kejadian yang menimpaku semalam. Kuyakin kau tak akan mau tahu apa yang telah kuperbuat semalam."
     "Seburuk apapun aku mau tahu!" jawabnya tegas
    "Baiklah, aku hanyalah seorang yang harus menyelamatkan dunia ini dari kegelapan. Namun, karena nafsu yang telah bersarang dari dalam diri teman-temanku dan musuh-musuhku, aku telah beberapa kali dipakai di dalam misi. Kau yakin kau masih mau didekatku?" tanyaku. Kulihat air mukanya berubah
     "Aku tetap ingin didekatmu" jawabnya mantap.
     "Lupakan mimpimu" kataku
     " Tak mau" tegasnya
     "Aku tak mau kamu kenapa-kenapa. kamu itu gadis" kataku "Aku mohon lupakan"pintaku."Sudah cukup akan perhatianmu, aku sangat berterima kasih akan kasihmu, namun aku tak bisa bersamamu. Duniaku terlalu bahaya untukmu, lebih baik kau terus saja berjalan di dalam imanmu karena itulah yang selalu menyelamatkanmu dan membuatku terlalu sayang kepadamu" Lalu aku meninggalkannya yang tengah menangis terisak-isak.
     Aku terus saja memandangi kotak makan yang berada di atas mejaku. Sesaat kemudian gadis itu masuk kekelas dangan wajahnya yang basah, namun aku dapat melihat matanya yang sembab. Aku melihatnya yang berusaha supaya tidak melihatku. Lalu aku memakan bekal itu sedikit demi sedikit tidak seperti biasanya. Itu karena aku sangat menyayangi makanan itu dan pembuat makanan itu.

Senin, 07 Mei 2012

Aku hidup? bodohnya aku ini

   Perkenalkan, namaku adalah A. Di dalam dunia Hukum aku memang terkenal sangat menakutkan sehingga aku dikenal dengan malaikat maut karena aku takkan segan-segan untuk menjatuhkan hukuman mati kepada hampir setiap pelaku setiap perkara yang kutangani. Hal itulah yang membuat masyarakat di negara ini sangat takut padaku dan berharap semoga aku tak ikut mengadili tentang kasus mereka. Padahal aku hanya mengikuti semua undang-undang yang ada. Aku tak peduli seberapa banyaknya sesuatu yang mereka curi, seberapa banyaknya atau seberapa sadiskah mereka membunuh orang. Toh, buatku itu semua sama saja.

     Aku seperti ini bukan karena aku memang psikopat yang kebetulan bekerja dalam dunia hukum. Aku hanya ingin tahu apakah mereka mengerti seperti apakah keadaanku dan perasaanku ketika memang sampai kini pun aku tak tahu aku ini hidup untuk siapa, hidup untuk apa. Toh, aku akhirnya hanya menghabiskan waktuku di dunia hukum yang sangat mewah tanpa sertifikat sama sekali. Setiap gajiku pun selalu kuhabiskan untuk hal-hal yang sama sekali tiada guna.

     Didalam laptop ini, secara tak sengaja telah kutumpahkan kejadian naas itu. Saat aku masih belia, keluargaku entah menghilang kemana, rumahku dibakar oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Entah mengapa mereka tega melakukan itu namun mereka telah berhasil membuatku seperti ini. Yah aku awalnya memang sangat takut sendirian dan untunglah anjingku masih hidup.

     Kubawa temanku itu satu-satunya ketempat yang setidaknya aku masih dapat bernaung. Yah, disebuah gang kecil yang kotor dan sepertinya tak layak huni, namun aku bersikeras untuk tetap tinggal disana.
     Sudah beberapa minggu bahkan beberapa bulan kami tidak makan sama sekali karena memang pada saat itu kebutuhan pokok terutama bahan makanan sedang melambung sangat tinggi sehingga tak seorang pun kasihan pada kami dan mereka bahkan takkan rela memberikan sesuap nasi pada kami. Walaupun temanku ini sama sekali tak bergerak namun aku tetap optimis bahwa temanku ini masih hidup sebab akupun masih hidup. Namun aku sangat kelaparan dan sepotong roti yang dijual didepan jalan raya itu kelihatannya sangat lezat. Aku ingin sekali memakannya, hanya segigit saja supaya aku masih tetap hidup. Saat itu aku masih ingin hidup.

     Bahkan pada saat salah seorang teman sekelasku secara tidak sengaja  bertemu denganku di gang itu, ia melihatku dengan sejenak lalu menembaki kepala temanku berkali-kali. Aku berusaha melindungi temanku namun ia mendorongku sehingga aku tak dapat melindunginya. Aku terus memohon-mohon kepadanya untuk berhenti menembakinya. Setelah puas ia menembaki temanku itu ia dengan marah berkata kepadaku kalau sebenarnya temanku itu sudah tak ada. Namun aku tetap optimis kalau temanku itu masih hidup dan ia dengan gusar pergi meninggalkanku.

     Hal terbodoh pun akhirnya telah kulakukan. Aku menjual temanku sendiri demi sepotong roti itu. Pemilik toko Roti itu marah dan tak mau menerima temanku itu. Ia juga tak rela aku mengambil roti itu. Namun dengan nekat aku mengambil roti itu dan kabur dari toko roti itu. Pemilik toko roti itu meneriakiku maling dan hampir semua orang mengejarku sehingga ketika aku terpojok aku dihakimi oleh mereka semua namun aku tetap berusaha untuk melindungi roti itu.

     Setelah puas menghakimiku mereka meningalkanku begitu saja dalam keadaan sekarat. Namun aku bersyukur kalau rotiku tidak apa-apa. Aku sudah tak dapat menahan rasa lapar ini. Kalau aku tidak makan saat itu juga mungkin aku tak dapat melihat matahari terbit lagi. Akhirnya dengan air mata yang terus berlinang, dengan lahap aku menghabiskan rotiku.

     Sudah berapa lama semenjak kejadian itu aku sudah tak mau menghitungnya lagi. Dengan pistol yang telah kutodongkan dikepalaku aku ingin mengakhiri hidupku. Namun, entah berapa kali aku juga tak ingin menghitungnya aku selalu kembali gagal bunuh diri karena teman sekelasku yang dulu menembaki anjingku itu selalu datang disaat aku ingin bunuh diri dan terus berusaha menggagalkannya.